Minggu, 29 Desember 2013

KLAUSA

     Klausa merupakan tataran didalam sintaksis yang berada di atas tataran frase dan di bawah tataran kalimat.
A.       Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh di katakan bersifat wajib, sedangkan yang lain bersifat tidak wajib. Kalau kita bandingkan konstruksi kamar mandi dan adik mandi, maka dapat dikatakan konstruksi kamar mandi bukanlah sebuah klausa karena hubungan komponen kamar dan komponen mandi tidaklah bersifat predikatif. Sebaliknya, konstruksi nenek mandi adalah sebuah klausa karena hubungan komponen nenek dan komponen mandi bersifat predikatif; nenek adalah pengisi fungsi subjek dan mandi adalah pengisi fungsi predikat.

Dari uraian diatas bias ditarik kesimpulan bahwa klausa memang berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat. Frase dan kata memang mempunyai potensi juga untuk menjadi kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final, tetapi hanya sebagai kalimat minor, bukan kalimat mayor, sedangkan klausa berpotensi untuk menjadi kalimat mayor.
Dalam pembahasan tentang klausa fungsi-fungsi itu dibicarakan sebagai sesuatu yang tidak seperti “kotak kosong”, melainkan sebagai sesuatu yang bermakna, yang berfungsi. Begitulah subjek biasanya  dikatakan sebagai sesuatu yang menjadi pokok, dasar, atau hal, yang ingin dinyatakan oleh pembicara atau penulis. Sedangkan predikat adalah pernyataan mengenai subjek itu. Jadi, dalam klausa nenek mandi, bagian yang menjadi subjek adalah nenek  karena merupakan pokok atau hal yang ingin dikatakan atau diberikan, dan yang menjadi predikat adalah mandi karena berisi pernyatan, dalam hal ini berupa tindakan mengenai subjek itu. Di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara umum subjek itu selalu berposisi dimuka predikat. Tetapi di dalam bahasa lain, seperti bahsa latin yang sudah dibicarakan pada awal bab ini, urutan posisi subjek-predikat tidak penting. Bias saja predikat itu berada di dekat subjek, tetapi bias juga berada jauh dari subjek.
Selain subjek dan predikat yang bersifat wajib hadir itu, ada pula unsure lain yang boleh ada atau  boleh  tidak  ada di dalam sebuah kalusa, yaitu objek, pelengkap, dan keterangan. Kehadiran objek menjadi wajib kalau predikatnya berupa verba transitif. Umpamanya, kata buku dalam kalimat kakek membaca buku. Kalau predikatnya berupa verba bitransitif, maka akan hadir dua buah objek , yaitu yang secara tradisional disebut objek langsung dan sebuah lagi objek tidak langsung. Objek langsung adalah objek yang merupakan sasaran dan tindakan yang dinyatakan oleh predikat tersebut, sedangkan objek tak langsung adalah objek yang memperoleh manfaat dari tindakan itu. Umpamanya dalam kakek kalimat  membelikan nenek sepatu baru, maka nenek adalah objek tak langsung, dan sepatu baru adalah objek langsung.
Unsur pelengkap, lazim juga disebut komplemen, adalah bagian dari predikat verbal (yang bukan verba transitif) yang melengkapi verba tersebut. Objek dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat. Kalau kata dan frase menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis, maka klausa menjadi “pengisi” kalimat. Di dalam kalimat tunggal seluruh bangun kalimat itu diisi oleh sebuah klausa. Di dalam kalimat majemuk, baik yang koordinatif maupun yang subordinatif, dua buah klausa atau lebih mengisi bangun kalimat itu.
B.       Jenis Klausa
a.       Berdasarkan Strukturnya
·         Klausa bebas, klausa yang mempunyai unsur-unsur pelengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat; dank arena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
·         Klausa terikat, memiliki struktur yang tidak lengkap. Unsure yang ada di dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja, mungkin hanya objeknya saja, atau hanya berupa keterangan saja. Klausa terikat tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
Klausa terikat yang diawali dengan konjungsi subordinatif biasanya dikenal pula dengan nama klausa subordinatif atau klausa bawahan. Sedangkan klausa lain yang hadir bersama dengan klausa bawahan itu di dalam sebuah kalimat majemuk disebut klausa atasan atau klausa utama. Dalam bahasa Inggris klausa utama lazim disebut main clouse atau principal clouse; sedangkan klausa bawahan itu disebut subordinative clouse. Sebagai subordinative clouse, klausa terikat ini tidak dapat berdiri sendiri. Kehadirannya dalam kalimat sangat tergantung pada adanya principal clouse.
b.      Berdasarkan kategori unsure segmental
·         Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. Misalnya, klausa nenek mandi, kakek menari, sapi itu berlari, dan matahari terbit. Kemudian sesuai dengan adanya berbagai tipe verba, maka dikenal adanya:
-          Klausa transitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif, seperti nenek menulis surat, kakek membaca buku silat, dan mahasiswa mengisi teka teki silang.
-          Klausa intransitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitif, seperti nenek menangis, adik melompat-lompat, dan paman berangakat ke medan.
-          Klausa refleksif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba refleksif, seperti nenek sedang berdandan, kakek sedang mandi, dan dia sudah bersolek.
Klausa resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal, seperti mereka bertengkar sejak kemarin, Israel dan palestina akan berdamai, dan keduanya bersalaman.
·         Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal.
·         Klausa ajektifal adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata atau frase. Sama dengan klausa nominal, dalam bahasa-bahasa fleksi dan bahasa-bahasa yang mengharuskan predikat harus berupa kategori verba, maka dalam bahasa-bahasa tersebut tidak dikenal adanya klausa ajektival.
·         Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbia. Misalnya, klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa Indonesia klausa adverbial ini tampaknya sangat terbatas, sejalan dengan jumlah kata atau frase adverbial yang memang tidak banyak.
·         Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi.
·         Klausa numeral adalah klausa yang predikatny berupa kata atau frase numeral.
Akhirnya perlu dicatat adanya istilah klausa berpusat dan klausa tak berpusat. Klausa berpusat adalah klausa yang subjeknya terikat di dalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nominal yang juga berlaku sebagai subjek. Klausa  berpusat ini terdapat dalam beberapa bahasa fleksi, seperti bahasa arab dan bahasa latin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar