Klausa merupakan tataran didalam sintaksis yang berada di atas
tataran frase dan di bawah tataran kalimat.
A.
Pengertian
Klausa
Klausa
adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif.
Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang
berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai
objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam
konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh di katakan bersifat wajib, sedangkan
yang lain bersifat tidak wajib. Kalau kita bandingkan konstruksi kamar mandi dan adik mandi, maka dapat dikatakan konstruksi kamar mandi bukanlah sebuah klausa karena hubungan komponen kamar dan komponen mandi tidaklah bersifat predikatif. Sebaliknya, konstruksi nenek mandi adalah sebuah klausa karena
hubungan komponen nenek dan komponen mandi bersifat predikatif; nenek adalah pengisi fungsi subjek dan mandi adalah pengisi fungsi predikat.
Dari
uraian diatas bias ditarik kesimpulan bahwa klausa memang berpotensi untuk
menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib,
yaitu subjek dan predikat. Frase dan kata memang mempunyai potensi juga untuk
menjadi kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final, tetapi hanya sebagai
kalimat minor, bukan kalimat mayor, sedangkan klausa berpotensi untuk menjadi
kalimat mayor.
Dalam
pembahasan tentang klausa fungsi-fungsi itu dibicarakan sebagai sesuatu yang
tidak seperti “kotak kosong”, melainkan sebagai sesuatu yang bermakna, yang berfungsi.
Begitulah subjek biasanya dikatakan sebagai sesuatu yang menjadi pokok,
dasar, atau hal, yang ingin dinyatakan oleh pembicara atau penulis. Sedangkan
predikat adalah pernyataan mengenai subjek itu. Jadi, dalam klausa nenek mandi, bagian yang menjadi subjek
adalah nenek karena merupakan pokok atau hal yang ingin
dikatakan atau diberikan, dan yang menjadi predikat adalah mandi karena berisi pernyatan, dalam hal ini berupa tindakan
mengenai subjek itu. Di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara umum
subjek itu selalu berposisi dimuka predikat. Tetapi di dalam bahasa lain,
seperti bahsa latin yang sudah dibicarakan pada awal bab ini, urutan posisi
subjek-predikat tidak penting. Bias saja predikat itu berada di dekat subjek,
tetapi bias juga berada jauh dari subjek.
Selain
subjek dan predikat yang bersifat wajib hadir itu, ada pula unsure lain yang
boleh ada atau boleh tidak
ada di dalam sebuah kalusa, yaitu objek,
pelengkap, dan keterangan. Kehadiran objek menjadi wajib kalau predikatnya
berupa verba transitif. Umpamanya, kata buku dalam kalimat kakek membaca buku. Kalau predikatnya berupa verba bitransitif,
maka akan hadir dua buah objek , yaitu yang secara tradisional disebut objek langsung dan sebuah lagi objek tidak langsung. Objek langsung
adalah objek yang merupakan sasaran dan tindakan yang dinyatakan oleh predikat
tersebut, sedangkan objek tak langsung adalah objek yang memperoleh manfaat
dari tindakan itu. Umpamanya dalam kakek
kalimat membelikan nenek sepatu baru,
maka nenek adalah objek tak langsung,
dan sepatu baru adalah objek
langsung.
Unsur
pelengkap, lazim juga disebut komplemen, adalah bagian dari predikat verbal
(yang bukan verba transitif) yang melengkapi verba tersebut. Objek dapat
dijadikan subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat. Kalau
kata dan frase menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis, maka klausa menjadi
“pengisi” kalimat. Di dalam kalimat tunggal seluruh bangun kalimat itu diisi
oleh sebuah klausa. Di dalam kalimat majemuk, baik yang koordinatif maupun yang
subordinatif, dua buah klausa atau lebih mengisi bangun kalimat itu.
B.
Jenis
Klausa
a. Berdasarkan
Strukturnya
·
Klausa bebas, klausa yang mempunyai
unsur-unsur pelengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat; dank
arena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
·
Klausa terikat, memiliki struktur yang
tidak lengkap. Unsure yang ada di dalam klausa ini mungkin hanya subjek saja,
mungkin hanya objeknya saja, atau hanya berupa keterangan saja. Klausa terikat
tidak mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
Klausa terikat yang diawali dengan
konjungsi subordinatif biasanya dikenal pula dengan nama klausa subordinatif atau klausa bawahan. Sedangkan klausa lain yang hadir bersama dengan
klausa bawahan itu di dalam sebuah kalimat majemuk disebut klausa atasan atau klausa
utama. Dalam bahasa Inggris klausa utama lazim disebut main clouse atau principal
clouse; sedangkan klausa bawahan itu disebut subordinative clouse. Sebagai subordinative clouse, klausa terikat
ini tidak dapat berdiri sendiri. Kehadirannya dalam kalimat sangat tergantung
pada adanya principal clouse.
b. Berdasarkan
kategori unsure segmental
·
Klausa verbal adalah klausa yang
predikatnya berkategori verba. Misalnya, klausa
nenek mandi, kakek menari, sapi itu berlari, dan matahari terbit. Kemudian
sesuai dengan adanya berbagai tipe verba, maka dikenal adanya:
-
Klausa transitif, yaitu klausa yang
predikatnya berupa verba transitif, seperti nenek
menulis surat, kakek membaca buku silat, dan mahasiswa mengisi teka teki
silang.
-
Klausa intransitif, yaitu klausa yang
predikatnya berupa verba intransitif, seperti nenek menangis, adik melompat-lompat, dan paman berangakat ke medan.
-
Klausa refleksif, yaitu klausa yang
predikatnya berupa verba refleksif, seperti nenek
sedang berdandan, kakek sedang mandi, dan dia sudah bersolek.
Klausa
resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal, seperti mereka bertengkar sejak kemarin, Israel dan
palestina akan berdamai, dan keduanya bersalaman.
·
Klausa nominal adalah klausa yang
predikatnya berupa nomina atau frase nominal.
·
Klausa ajektifal adalah klausa yang
predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata atau frase. Sama dengan
klausa nominal, dalam bahasa-bahasa fleksi dan bahasa-bahasa yang mengharuskan
predikat harus berupa kategori verba, maka dalam bahasa-bahasa tersebut tidak
dikenal adanya klausa ajektival.
·
Klausa adverbial adalah klausa yang
predikatnya berupa adverbia. Misalnya, klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa Indonesia klausa adverbial
ini tampaknya sangat terbatas, sejalan dengan jumlah kata atau frase adverbial
yang memang tidak banyak.
·
Klausa preposisional adalah klausa yang
predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi.
·
Klausa numeral adalah klausa yang
predikatny berupa kata atau frase numeral.
Akhirnya
perlu dicatat adanya istilah klausa
berpusat dan klausa tak berpusat.
Klausa berpusat adalah klausa yang subjeknya terikat di dalam predikatnya,
meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nominal yang juga berlaku sebagai
subjek. Klausa berpusat ini terdapat
dalam beberapa bahasa fleksi, seperti bahasa arab dan bahasa latin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar